15.06

Kau Sahabatku Terbaik di Dunia

“Halo, selamat pagi,Veni ya?”sapa seseorang diseberang sana. “Dari mana ini?” kataku. “Ini Veni ya, apa kabar sayang” katanyanya lagi. “Maaf, sepertinya salah sambung” jawabku. Langsung saja aku matikan telponku, aku benar-benar sibuk saat ini, tidak ada waktu untuk melayani orang iseng macam itu. Sekali lagi telponku berdering. Aku biarkan telpon itu terus menyanyikan lagu thank you-nya Dido. Sejurus kemudian nada SMS masuk berdering. Nomor telpon itu lagi. “Ven, kok dimatiin si telpna kan belum selesai ngobrol, jgn takut aku temen lamamu” begitu bunyi SMS itu. “Teman lama, sapa lagi ya” pikirku. Lagu Dido berbunyi lagi. “Yah,..ini orang niat banget sih” gerutuku lagi. Terpaksa aku mengangkat telpon itu demi untuk menghilangkan rasa penasaranku akan “temen lama” itu. “Ya” kataku. “Gitu dong telponnya diangkat” suara dari seberang. “Anda siapa ya? Temenku apa?” tanyaku. “Wah,..kamu bener-bener nggak ingat siapa aku ya” katanya. “Bukan begitu, tapi suara anda benar-benar asing bagi saya” kataku. “Bener nih nggak ingat?” katanya. “Maaf saya sedang sibuk, nanti aja telponnya” jawabku. “Bentar dong, jangan ngambek, aku bantu kamu mengingat deh” katanya. “Terserah” kataku ketus. “Inget nggak kita pernah kehujanan dari bekasi ke pasar minggu?” tanyanya. “Nggak” jawabku. “Inget lagu ini nggak ‘i want to thank you for giving me the best day in my life’” katanya. Aku terperanjat. “Cepiiiiiiiii” kataku. “Hehehe, waduh kamu parah banget, sampai nggak ingat aku” katanya. “kamu kemana aja, dasar orang aneh, nggak ngasih kabar tiba-tiba main ngilang aja” kataku. “Aku masih disini kok dibalik bayangmu” katanya. “Bodoh” kataku. ”Udah berapa lama sih kita nggak ketemu?” tanyaku. ”Wah udah lama Vin, sory ya aku ngilang begitu aja” katanya. ”Ah...kamu memang nggak asik” kataku. ”Kadang aku memang nggak asik tapi yang penting aku bisa menghargai persahabatan kita” katanya. ”Maksudmu?” kataku. ”Eh...Nggak-nggak, nggak apa-apa kok” katanya. ”Kamu kok jadi nggak bisa jujur lagi sih sama aku, aku marah lho” candaku. ”Yee,..masak digituin sih” balasnya. ”Kamu memang nggak bisa ilang jeleknya” Kataku. ”BTW, kenapa dulu kamu tiba-tiba ilang?”tanyaku penasaran. ”Nggak ah” katanya. ”Nggak apa maksudmu?” tanyaku. ”Aku nggak mau jawab” katanya. ”Napa?” tanyaku. ”Gak papa”jawabnya. ”Pasti ada alasan untuk melakukan suatu tindakan kan, Cep?” kataku. ”Lagian kita kemana-mana bareng, eh tiba-tiba aku ke kosmu kamu dah pindah, HP udah ganti nomer, kayak orang stres aja kamu” kataku. ”Hehehe” jawabnya. ”Kok cuma ketawa sih” kataku. ”Beri aku alasan dong, kalo nggak aku nggak mau angkat telpon kamu lagi” kataku lagi. ”Janji jangan marah ya” katanya. ”Ok, sebodoh apapun alasan kamu aku nggak akan marah deh” kataku. ”Serius lho, janji lho” katanya. ”Iya, janji deh, ada apa sih?” tanyaku. ”Sebenarnya Vin kenapa aku pergi, itu karena aku menghindarimu, karena aku sadari sebenarnya sayangku padamu sudah melenceng dari tujuan persahabatan kita, dan kamu pernah bilang ’jangan pernah berbicara hati, karena itulah tujuan kita ada disini’, aku takut bila kamu membenciku karena kamupun telah berkata ’jangan pernah menodai persahabat kita dengan hal-hal yang konyol’. Aku memilih untuk tetap menjaga persahabatan kita, walaupun dengan cara seperti ini. Dan kenapa aku ada disini sekarang, itu karena aku ingin mendampingi kamu pas acara pernikahanmu nanti” Katanya. ”Aku tau kamu akan menikah dan aku ingin ada untukmu sebagai sahabatmu, kamu nggak perlu taukan, Vin, dari mana aku tau kamu akan menikah?” sambungnya. ”Dasar Cepi stupid” sahutku panjang. Sudah cukup aku tau alasannya kenapa aku tetap memilihnya sebagai seorang sahabat sampai saat ini.

’Malaikatpun tau kamu sahabat terbaik di dunia’

0 komentar:

Kau Sahabatku Terbaik di Dunia

“Halo, selamat pagi,Veni ya?”sapa seseorang diseberang sana. “Dari mana ini?” kataku. “Ini Veni ya, apa kabar sayang” katanyanya lagi. “Maaf, sepertinya salah sambung” jawabku. Langsung saja aku matikan telponku, aku benar-benar sibuk saat ini, tidak ada waktu untuk melayani orang iseng macam itu. Sekali lagi telponku berdering. Aku biarkan telpon itu terus menyanyikan lagu thank you-nya Dido. Sejurus kemudian nada SMS masuk berdering. Nomor telpon itu lagi. “Ven, kok dimatiin si telpna kan belum selesai ngobrol, jgn takut aku temen lamamu” begitu bunyi SMS itu. “Teman lama, sapa lagi ya” pikirku. Lagu Dido berbunyi lagi. “Yah,..ini orang niat banget sih” gerutuku lagi. Terpaksa aku mengangkat telpon itu demi untuk menghilangkan rasa penasaranku akan “temen lama” itu. “Ya” kataku. “Gitu dong telponnya diangkat” suara dari seberang. “Anda siapa ya? Temenku apa?” tanyaku. “Wah,..kamu bener-bener nggak ingat siapa aku ya” katanya. “Bukan begitu, tapi suara anda benar-benar asing bagi saya” kataku. “Bener nih nggak ingat?” katanya. “Maaf saya sedang sibuk, nanti aja telponnya” jawabku. “Bentar dong, jangan ngambek, aku bantu kamu mengingat deh” katanya. “Terserah” kataku ketus. “Inget nggak kita pernah kehujanan dari bekasi ke pasar minggu?” tanyanya. “Nggak” jawabku. “Inget lagu ini nggak ‘i want to thank you for giving me the best day in my life’” katanya. Aku terperanjat. “Cepiiiiiiiii” kataku. “Hehehe, waduh kamu parah banget, sampai nggak ingat aku” katanya. “kamu kemana aja, dasar orang aneh, nggak ngasih kabar tiba-tiba main ngilang aja” kataku. “Aku masih disini kok dibalik bayangmu” katanya. “Bodoh” kataku. ”Udah berapa lama sih kita nggak ketemu?” tanyaku. ”Wah udah lama Vin, sory ya aku ngilang begitu aja” katanya. ”Ah...kamu memang nggak asik” kataku. ”Kadang aku memang nggak asik tapi yang penting aku bisa menghargai persahabatan kita” katanya. ”Maksudmu?” kataku. ”Eh...Nggak-nggak, nggak apa-apa kok” katanya. ”Kamu kok jadi nggak bisa jujur lagi sih sama aku, aku marah lho” candaku. ”Yee,..masak digituin sih” balasnya. ”Kamu memang nggak bisa ilang jeleknya” Kataku. ”BTW, kenapa dulu kamu tiba-tiba ilang?”tanyaku penasaran. ”Nggak ah” katanya. ”Nggak apa maksudmu?” tanyaku. ”Aku nggak mau jawab” katanya. ”Napa?” tanyaku. ”Gak papa”jawabnya. ”Pasti ada alasan untuk melakukan suatu tindakan kan, Cep?” kataku. ”Lagian kita kemana-mana bareng, eh tiba-tiba aku ke kosmu kamu dah pindah, HP udah ganti nomer, kayak orang stres aja kamu” kataku. ”Hehehe” jawabnya. ”Kok cuma ketawa sih” kataku. ”Beri aku alasan dong, kalo nggak aku nggak mau angkat telpon kamu lagi” kataku lagi. ”Janji jangan marah ya” katanya. ”Ok, sebodoh apapun alasan kamu aku nggak akan marah deh” kataku. ”Serius lho, janji lho” katanya. ”Iya, janji deh, ada apa sih?” tanyaku. ”Sebenarnya Vin kenapa aku pergi, itu karena aku menghindarimu, karena aku sadari sebenarnya sayangku padamu sudah melenceng dari tujuan persahabatan kita, dan kamu pernah bilang ’jangan pernah berbicara hati, karena itulah tujuan kita ada disini’, aku takut bila kamu membenciku karena kamupun telah berkata ’jangan pernah menodai persahabat kita dengan hal-hal yang konyol’. Aku memilih untuk tetap menjaga persahabatan kita, walaupun dengan cara seperti ini. Dan kenapa aku ada disini sekarang, itu karena aku ingin mendampingi kamu pas acara pernikahanmu nanti” Katanya. ”Aku tau kamu akan menikah dan aku ingin ada untukmu sebagai sahabatmu, kamu nggak perlu taukan, Vin, dari mana aku tau kamu akan menikah?” sambungnya. ”Dasar Cepi stupid” sahutku panjang. Sudah cukup aku tau alasannya kenapa aku tetap memilihnya sebagai seorang sahabat sampai saat ini.

’Malaikatpun tau kamu sahabat terbaik di dunia’

0 komentar: