16.34

(Mereka) Hadir Dalam sebuah Episode Kehidupanku

Angin adalah badai yang mengoyak kalbu, merobek seluruh jiwa dan menyayat kepingan hati, mendustai batin yang tersuguhkan, menerbangkan setiap deretan mimpi, mengalurkan kekonyolan kisah yang salah di sisa hati, mencoba untuk kembali berhembus semilir namun ruh terlanjur luluh lantak dan benteng telah dibangun untuk menahan hembusannya

Laut adalah jasad yang mengunci seluruh pintu dan merantai diri dalam ketulusan yang tergenggam dengan sebuah kesetiaan yang berlebihan, menjaga setiap detak napas untuk merangkul sebuah cerita yang terkisah dalam babak episode yang sudah terbaca kelanjutannya, gelombang hempasannya menenggelamkan semua yang tersisa, meringkus setiap ingatan untuk jangan pernah mencoba

Kabut adalah jasad yang menitah hati untuk menyuguhkan seluruh kehidupan dalam rangkaian keikhlasan ruh, merangkaki hidup dengan kepekaan indera, menunggui sebuah kepastian yang tak biasa, mencoba membuka kunci dan rantai yang membelenggu, mengobati setiap goresan yang terpahat, menapaki kisah kehidupan dalam setiap petikan ayat, mencoba memasuki babak episode sebuah kisah tanpa scenario sesungguhnya

Embun adalah jasad yang menyuguhkan petuah kehidupan dalam setiap bait cerita, telinga yang menajamkan kisah serta melambaikan kehadiran disetiap senja, celotehan akan kehidupan selalu membuat kami terbahak, cerita yang tersimpan rapi selalu terucap pasti dari setiap kerlingan, menyeringaikan setiap detik masa lalu bagai kekonyolan semata yang tak ingin lagi diraba

Senja adalah jasad yang melindungi jiwa dari sentuhan angin, mendesak angin untuk berhenti berhembus semilir dan menemani diri dalam setiap detak hembusan angin, menahan ruh agar berlari menepi dan berhenti berkisah mengenai angin, membisiki kalbu untuk selalu bertahan dalam setiap hempasan, menyatakan kehadiran dari setiap sapaan

Bintang adalah jasad yang menyampaikan selusin nasihat untuk selalu menjaga sebuah ketulusan dan kesetiaan yang terjanji, menorehkan komitmen terhadap suatu perjalanan kisah untuk tidak berbicara mengenai hati, menyapa setiap hari dengan kisah terbaru dari setiap detak waktu serta bermimpi bersama menunjuk sebuah bintang dilangit suatu kota

Bunda adalah jasad yang menjaga diri agar tidak tergores sayatan angin, tanpa sengaja menyuguhkan kebenaran yang memutuskan genggaman dalam lembaran kisah melalui celotehan sang angin, menemani setiap detik masa lalu untuk tetap berdiri dalam terpaan badai sang angin

Gunung Es adalah jasad yang tiba-tiba mengetuki pintu hati untuk mencoba menjalani episode cerita dengan kisah yang tak tertuju, menyuguhkan kisah diri yang memicingkan keheranan yang sangat, mengeruk kebenaran diri melalui kata yang tidak pernah terucap, mengalirkan sejuta tanda tanya dalam hati yang mungkin tak terjawab, mengayuh suatu episode tanpa prolog, epilog dan dialog

Hujan adalah jasad yang muncul karena titah sang pujangga untuk menyirami hati yang terluka dan menjaga kalbu agar tetap utuh dalam dekapan kisah lalu, menorehkan suatu pesona yang menyingkapi sebuah rahasia, pelabuhan seluruh celotehan dan keresahan hati, menapaki setiap waktu untuk menghadirkan kekuatan ruh, membesitkan sesuatu yang bersembunyi karena keadaan yang tak mungkin untuk terucapkan

Sultan adalah penjaga ruh yang tersembunyi yang mencabik penantian yang tak diketahui, memaksa diri berhasrat menemukannya seperti yang tertulis dalam semburat awang-awang, Entahlah…

”Sekedar Imajinasi Penulis”

0 komentar:

(Mereka) Hadir Dalam sebuah Episode Kehidupanku

Angin adalah badai yang mengoyak kalbu, merobek seluruh jiwa dan menyayat kepingan hati, mendustai batin yang tersuguhkan, menerbangkan setiap deretan mimpi, mengalurkan kekonyolan kisah yang salah di sisa hati, mencoba untuk kembali berhembus semilir namun ruh terlanjur luluh lantak dan benteng telah dibangun untuk menahan hembusannya

Laut adalah jasad yang mengunci seluruh pintu dan merantai diri dalam ketulusan yang tergenggam dengan sebuah kesetiaan yang berlebihan, menjaga setiap detak napas untuk merangkul sebuah cerita yang terkisah dalam babak episode yang sudah terbaca kelanjutannya, gelombang hempasannya menenggelamkan semua yang tersisa, meringkus setiap ingatan untuk jangan pernah mencoba

Kabut adalah jasad yang menitah hati untuk menyuguhkan seluruh kehidupan dalam rangkaian keikhlasan ruh, merangkaki hidup dengan kepekaan indera, menunggui sebuah kepastian yang tak biasa, mencoba membuka kunci dan rantai yang membelenggu, mengobati setiap goresan yang terpahat, menapaki kisah kehidupan dalam setiap petikan ayat, mencoba memasuki babak episode sebuah kisah tanpa scenario sesungguhnya

Embun adalah jasad yang menyuguhkan petuah kehidupan dalam setiap bait cerita, telinga yang menajamkan kisah serta melambaikan kehadiran disetiap senja, celotehan akan kehidupan selalu membuat kami terbahak, cerita yang tersimpan rapi selalu terucap pasti dari setiap kerlingan, menyeringaikan setiap detik masa lalu bagai kekonyolan semata yang tak ingin lagi diraba

Senja adalah jasad yang melindungi jiwa dari sentuhan angin, mendesak angin untuk berhenti berhembus semilir dan menemani diri dalam setiap detak hembusan angin, menahan ruh agar berlari menepi dan berhenti berkisah mengenai angin, membisiki kalbu untuk selalu bertahan dalam setiap hempasan, menyatakan kehadiran dari setiap sapaan

Bintang adalah jasad yang menyampaikan selusin nasihat untuk selalu menjaga sebuah ketulusan dan kesetiaan yang terjanji, menorehkan komitmen terhadap suatu perjalanan kisah untuk tidak berbicara mengenai hati, menyapa setiap hari dengan kisah terbaru dari setiap detak waktu serta bermimpi bersama menunjuk sebuah bintang dilangit suatu kota

Bunda adalah jasad yang menjaga diri agar tidak tergores sayatan angin, tanpa sengaja menyuguhkan kebenaran yang memutuskan genggaman dalam lembaran kisah melalui celotehan sang angin, menemani setiap detik masa lalu untuk tetap berdiri dalam terpaan badai sang angin

Gunung Es adalah jasad yang tiba-tiba mengetuki pintu hati untuk mencoba menjalani episode cerita dengan kisah yang tak tertuju, menyuguhkan kisah diri yang memicingkan keheranan yang sangat, mengeruk kebenaran diri melalui kata yang tidak pernah terucap, mengalirkan sejuta tanda tanya dalam hati yang mungkin tak terjawab, mengayuh suatu episode tanpa prolog, epilog dan dialog

Hujan adalah jasad yang muncul karena titah sang pujangga untuk menyirami hati yang terluka dan menjaga kalbu agar tetap utuh dalam dekapan kisah lalu, menorehkan suatu pesona yang menyingkapi sebuah rahasia, pelabuhan seluruh celotehan dan keresahan hati, menapaki setiap waktu untuk menghadirkan kekuatan ruh, membesitkan sesuatu yang bersembunyi karena keadaan yang tak mungkin untuk terucapkan

Sultan adalah penjaga ruh yang tersembunyi yang mencabik penantian yang tak diketahui, memaksa diri berhasrat menemukannya seperti yang tertulis dalam semburat awang-awang, Entahlah…

”Sekedar Imajinasi Penulis”

0 komentar: